Hidup Normal Covid-19

Apakah semua orang ingin hidup normal? Jawabnya bisa iya bisa tidak. Mengapa? Karena hidup adalah pilihan. Pilihannya apa? Maju, mundur, atau stagnan (mandek).

Apa yang menjadi pilihan diri sendiri yakinlah itu yang terbaik. Berkeyakinan bahwa do’a akan sampai kepada Rabb adalah pilihan terakhir.

Berdo’a yang baik-baik berharap mendapatkan yang terbaik, begitupun sealiknya. Dengan demikian, hidup normal dengan kebaikan itu tujuan bagi yang mempunyai pilihan hidup maju, ini berlaku sebaliknya.

Lantas, mana pilihan terbaik? Ntah! Ingin hidup lebih baik dan normal tapi masih saja pesimis. Bohongkan itu namanya??

Rasa-rasanya tidak ingin kan kita hidup mundur? Atau bercita-cita memiliki kehidupan lebih buruk dari sekarang. Kecuali ingin mengenang masalalu.

Tapi hidup ini tidak sekedar seperti lagunya Slank “terlalu manis untuk dilupakan”. Tak perlu berlarut-larut pada imajiner masalalu.

Yang dihadapi sekarang ini, Covid-19 misalnya. Lockdown seakan menjadi alasan tidak boleh bekerja, tidak boleh silaturahmi, tidak boleh ngopi ke warung kopi, bahkan kalau di dramatisir, tidak boleh ngapa-ngapain selain #dirumahsaja.

#dirumahsaja itupun masih was-was kan? Untuk sekedar kerumah tetangga saja was-was, apalagi harus kerja di luar rumah, bekerja, ngopi dan lain sebagainya.

“Jangan-jangan nanti positif Covid? Ah, saya tak dirumah saja, takut bekerja, takut main ke tetangga”. Alasan yang sangat lumrah.

Pikiran yang sedang kita bangun itu bukankah ini juga keyakinan yang kuat akan terkabulkannya do’a. Yakin, ini akan terkabul.

Waduh, bagaimana saya bisa menghidupi keluarga kalau tidak bekerja, sementara tabungan juga belum cukup banyak. Apalagi jika nanti lockdown beneran sampai benar-benar tidak boleh kemana-mana.

Terlalu paranoid bukan itu? Jawab sendiri. Paranoid apa tidak itu urusan masing-masing. Yang saya tahu, hidup ini harus tetap dalam posisi normal. Bagaimana?

Kembali lagi pada pilihan hidup. Ingin maju, mundur atau stagnan? Ya kalau ingin maju atau lebih baik kembali normal, terlalu paranoid bukan solusi, mengenang masa lalu juga bukan menjadi pilihan lebih baik.

Wah sulit ya? Memang!

Ini hanya bicara soal MANAJEMEN saja. Tinggal tentukan apakah kita akan baik-baik saja jika dirumah saja, apakah kita akan juga tidak apa-apa jika tidak Ngopi di Cafe? Semua itu kembali lagi ke diri kita.

Jika sedang sakit ya tidak usah keluar, jika sedang banyak duit dan masih bisa bertahan dirumah, ya tidak kerja keluar rumah tidak masalah. Begitupun sebaliknya.

Intinya ditengah pandemic virus-19 ini, pilihan-pilihan itu sangat penting untuk tetap hidup normal.

Jangan tidak bekerja saat kondisi ekonomi keluarga lemah, itu juga akan menjadi virus yang sangat berbahaya. Hehe.

Inti dari hidup normal jangan keluar kalau sedang sakit. Sosial distancing sewajarnya. Dan yang lebih penting jangan panik, jaga kesehatan dan tetap jaga ekonomi keluarga.